PETA
DAN PEMANFAATANYA
Pengertian Peta
Peta merupakan gambaran seluruh atau sebagian
permukaan bumi dalam bidang datar dengan menggunakan skala dan sistem proyeksi
tertentu. Peta memberikan informasi mengenai unsur-unsur alam dan buatan di
permukaan bumi, Oleh karena itu peta sangat berguna bagi kehidupan manusia
karena semua aktivitas manusia berhubungan dengan permukaan bumi. Penggunaan
peta bergantung pada jenis petanya sehingga informasi yang didapat
berbeda-beda. Banyak yang mengatakan bahwa “ A map is worth a thousand words”.
Mendapatkan informasi dari suatu peta diperlukan pengetahuan mengenai peta,
agar informasi yang didapatkan benar adanya.
Fungsi Peta
Peta memiliki beberapa fungsi di antaranya:
·
Menunjukkan posisi atau lokasi relatif suatu tempat dari suatu tempat
lainnya.
·
Menunjukkan ukuran dalam pengertian jarak dan arah.
·
Menunjukkan bentuk dari unsur-unsur permukaan bumi yang disajikan.
·
Menghimpun unsur-unsur permukaan bumi tertentu dalam suatu bentuk
penegasan.
Jenis Peta
Peta dapat digolongkan berdasarkan bentuknya yaitu:
- Peta timbul, peta jenis ini menggambarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya, misalnya peta relief.
- Peta datar (peta biasa), peta umumnya yang dibuat pada bidang datar, misalnya kertas, kain atau kanvas.
- Peta digital, peta digital adalah peta yang datanya terdapat pada suatu pita magnetik atau disket, sedangkan pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer. Peta digital dapat ditayangkan melalui monitor komputer atau layar televisi. Peta digital ini hadir seiring perkembangan teknologi komputer dan perlatan digital lainnya.
Penyajian gambaran permukaan bumi pada suatu peta
datar dapat digolongkan dalam dua jenis bayangan grafis yaitu:
- Peta Garis, bayangan permukaan bumi pada peta terdiri atas garis, titik, dan area yang dilengkapi teks dan simbol sebagai tambahan informasi.
- Peta Citra/Foto, bayangan permukaan bumi disajikan dalam bentuk citra/foto yang merupakan informasi berasal dari sensor.
Data dan informasi yang disajikan pada
suatu peta tergantung maksud dan tujuan pembuatannya, sehingga peta dapat
dibedakan atas:
- Peta Topografi, peta yang menyajikan berbagai jenis informasi unsur-unsur alam dan buatan permukaan bumi dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan pekerjaan. Peta topografi dikenal juga sebagai peta dasar, karena dapat digunakan untuk pembuatan peta-peta lainnya.
Contoh peta yang digolongkan sebagai peta topografi:
·
Peta planimetrik, peta yang menyajikan
beberapa jenis unsur permukaan bumi tanpa penyajian informasi ketinggian.
·
Peta
kadaster/pendaftaran tanah, peta yang menyajikan data mengenai kepemilikan
tanah, ukuran, dan bentuk lahan serta beberapa informasi lainnya.
- Peta bathimetrik, peta yang menyajikan informasi kedalaman dan bentuk dasar laut.
2. Peta Tematik, peta yang menyajikan
unsur/tema tertentu permukaan bumi sesuai dengan keperluan
penggunaan peta tersebut. Data
tematik yang disajikan dapat dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.
Contoh peta yang digolongkan sebagai peta tematik
- Peta diagram, pada peta ini subyek tematik yang berelasi disajikan dalam bentuk diagram yang proporsional.
- Peta distribusi, pada peta ini menggunakan simbol titik untuk menyajikan suatu informasi yang spesifik dan memiliki kuantitas yang pasti.
- Peta isoline, pada peta ini menyajikan harga numerik untuk distribusi yang kontinu dalam bentuk garis yang terhubung pada suatu nilai yang sama.
Jenis peta berdasarkan skalanya
- Peta skala besar, berskala antara 1 : 5000 s.d 1 : 25.000. Digunakan untuk menggambarkan wilayah-wilayah yang relatif tidak luas seperti wilayah suatu kelurahan atau kecamatan. Peta teknik termasuk dalam peta skala besar dengan skala antara 1 : 100 s.d 1 : 5.000.
- Peta skala menengah, berskala antara 1 : 25.000 s.d 1 : 100.000. Digunakan untuk menggambarkan daerah-daerah yang agak luas seperti wilayah suatu propinsi.
- Peta skala kecil, berskala antara 1 : 100.000 s.d 1 : 1.000.000. Digunakan untuk menggambarkan daerah-daerah yang cukup luas biasanya berupa wilayah propinsi dan negara.
Komponen Peta
1.
Judul peta.
Peta harus diberi judul yang mencerminkan isi dan jenis peta yang akan
ditunjukkan. Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta.
2. Penunjuk
arah.
Penunjuk arah atau mata angin digunakan sebagai petunjuk arah atau
orientasi peta. Tanda ini biasanya diletakkan di sebelah kiri atas atau di
tempat kosong agar tidak mengganggu induk petanya.
3. Garis kerangka dan garis tepi peta.
Pada setiap peta umumnya disajikan garis-garis kerangka dan garis tepi
peta. Garis kerangka merupakan
garis-garis yang terdapat pada muka peta. Garis
tepi peta merupakan garis yang membatasi wilayah yang dipetakan, pada
umumnya dibuat rangkap dua, kolom tengahnya digunakan untuk penulisan koordinat
dan waktu pada wilayah peta tersebut. Penyajian garis kerangka dan garis tepi peta biasanya dalam
bentuk garis gratikul dan atau garis grid.
Penggunaan garis gratikul biasanya untuk peta skala kecil dan peta skala
besar biasanya menggunakan garis grid. Perpotongan dua garis gratikul merupakan
pernyataan posisi lintang dan bujur suatu titik di permukaan bumi
4. Sumber data dan tahun pembuatan peta.
Sumber data diperlukan untuk mengetahui sumber peta tersebut diperoleh dan
tahun pembuatan peta berguna untuk mengetahui waktu pembuatan peta, terutama
pada peta-peta yang menggambarkan keadaan wilayah yang cepat berubah.
5. Inset.
Inset ialah gambar peta yang berada di luar peta pokok tetapi masih berada
dalam garis tepi dengan ukuran yang lebih kecil. Inset berfungsi sebagai
petunjuk lokasi suatu daerah terhadap daerah sekitarnya yang lebih luas.
Skala peta
adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal sebenarnya
di lapangan
Berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
- Skala angka atau numeris, yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat atau pecahan. Contoh: 1: 25.000 berarti 1 cm jarak peta = 25.000 cm (250m) jarak yang sebenarnya di lapangan.
- Skala grafis. Contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak sebenarnya.
Legenda adalah kolom keterangan yang berisi tentang simbol-simbol pada
peta yang digunakan agar lebih mudah dipahami pembaca.
Pada umumnya diletakkan di sudut kiri bawah peta.
Simbol peta merupakan tanda-tanda khusus yang umum digunakan untuk mewakili
keadaan sebenarnya. Simbol peta dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
- Simbol titik, dapat dibedakan atas 3 yaitu :
- Simbol piktoral (simbol gambar), yaitu simbol yang berupa gambar seperti keadaan sebenarnya.
- Simbol geometrik, yaitu simbol yang berupa bangun matematika.
- Simbol huruf, yaitu simbol yang dibuat dalam bentuk huruf yang diambil huruf pertama atau kedua dengan nama unsur yang digambarkan.
- Simbol Garis. Simbol pada peta yang menggunakan garis untuk menunjukkan suatu objek di permukaan bumi. Garis juga digunakan untuk menunjukkan perbedaan tingkat kualitas, yang dikenal dengan isolines. Berikut ini macam-macam isolines:
- Kontur yaitu garis yang menunjukkan ketinggian yang sama.
- Isohyet yaitu garis dengan jumlah curah hujan sama.
- Isobar yaitu garis dengan tekanan udara sama
- Isogon yaitu garis dengan deklinasi magnet yang sama.
- Isoterm yaitu garis dengan angka suhu sama.
- Isopleth yaitu garis yang menunjukkan angka kuantitas yang bersamaan.
- Simbol Wilayah. Simbol dalam peta yang digunakan untuk menunjukkan objek di permukaan bumi dalam bentuk area atau luasan tertentu. Simbol ini umumnya melambangkan unsur-unsur permukaan bumi seperti permukiman, areal pertanian, perkebunan, dan lain sebagainya.
- Simbol Warna. Biru: simbol perairan , misalnya sungai, danau, dan laut. Hijau: simbol vegetasi, dataran rendah, dan hutan. Cokelat: simbol untuk kontur, daerah pegunungan.. Kuning: simbol untuk daerah kering, daerah dataran tinggi. Merah: simbol untuk daerah yang panas dan unsur peta yang penting lainnya, misalnya jalan,kota. Hitam: simbol untuk penamaan objek pada peta, misalnya judul peta, nama kota, gunung laut, dan semua unsur-unsur geografi. Simbol warna biasanya digunakan untuk mempertegas informasi suatu daerah, umumnya digunakan pada peta berwarna.
Jenis-jenis Awan
Awab tinggi
Bentuk awan tinggi antara 10.000 dan 25.000 kaki (3.000 dan
8.000 m) di daerah kutub , 16.500 dan 40.000 kaki (5.000 dan 12.000 m) di
daerah beriklim sedang dan 20.000 dan 60.000 kaki (6.000 dan 18.000 m) di
daerah tropis
Awan tengah
Awan Tengah cenderung terbentuk pada 6.500 kaki (2.000 m),
tetapi dapat terbentuk pada ketinggian sampai 13.000 kaki (4.000 m), 23.000
kaki (7.000 m) atau 25.000 kaki (8.000 m), tergantung pada daerah. Umumnya
lebih hangat iklim, semakin tinggi dasar awan. Nimbostratus awan kadang-kadang
disertakan dengan awan menengah. [2] The World Meterological Organisasi
mengklasifikasikan Nimbostratus sebagai awan menengah yang dapat mengentalkan
ke dalam rentang ketinggian rendah selama hujan
0 komentar:
Posting Komentar